Lebaran 2025 : Saling Memaafkan di Hari Pertama Sekolah ala SMK Cokroaminoto Pandak
Lebaran 2025 ini selalu jadi momen yang dinanti-nanti. Setelah sebulan penuh menahan lapar, haus, dan hawa nafsu di bulan Ramadan, akhirnya tibalah hari kemenangan. Idul Fitri 1446 H / 2025 M terasa begitu istimewa, bukan hanya karena bisa berkumpul dengan keluarga dan menikmati opor ayam atau ketupat lebaran, tapi juga karena hadirnya nuansa damai yang jarang ditemukan di hari-hari biasa.
Dan yang tak kalah ditunggu setelah libur panjang adalah… hari pertama masuk sekolah.
Eits, jangan langsung membayangkan wajah-wajah mengantuk dan tugas-tugas yang menumpuk. Di SMK Cokroaminoto Pandak, hari pertama masuk sekolah setelah libur Idul Fitri justru jadi momen yang penuh makna dan kehangatan.
Lebaran Bukan Hanya di Rumah, Tapi Juga di Sekolah
Hari pertama sekolah setelah Lebaran 2025 di SMK Cokroaminoto Pandak bukan sekadar kembali ke rutinitas. Suasana pagi itu terasa berbeda. Siswa-siswi datang dengan seragam rapi, senyum sumringah, dan aura semangat yang baru. Bahkan beberapa siswa terlihat mengenakan sandal baru atau tas baru—oleh-oleh Lebaran dari orang tua mungkin?
Tapi bukan hanya soal penampilan, yang lebih terasa adalah semangat saling memaafkan. Budaya yang telah mengakar di lingkungan sekolah ini adalah tradisi bersalaman dan bermaaf-maafan antara siswa dengan guru, staf TU, penjaga sekolah, dan seluruh karyawan.
“Mohon maaf lahir dan batin ya, Bu,” ucap seorang siswa sambil menyalami guru BK dengan kepala sedikit menunduk—wujud hormat yang tulus.
Satu per satu, para siswa mengitari ruangan guru, TU, dan penjaga sekolah. Tak ada sekat. Semua membaur. Yang biasanya hanya terlihat di momen-momen formal, kini terasa begitu personal. Guru pun tak segan tersenyum hangat dan membalas salam: “Sama-sama, Nak. Semoga jadi anak yang lebih baik ya ke depannya.”
Sungkeman Versi Sekolah: Antara Haru dan Tawa
Walau tak seperti sungkeman di rumah yang penuh isak tangis, versi sekolah ini tetap mengharukan. Ada rasa haru yang tak bisa dijelaskan saat siswa mengucap maaf kepada guru yang selama ini menegur, membimbing, bahkan kadang memarahi mereka demi kebaikan.
Beberapa siswa bahkan memilih untuk datang lebih pagi agar bisa bersalaman dengan semua guru sebelum bel masuk berbunyi. Ada juga yang bikin “list target” siapa saja yang harus disalami duluan—mulai dari wali kelas, guru mata pelajaran killer, sampai penjaga kantin langganan.
Di antara momen penuh makna itu, tetap ada warna-warni khas remaja. Seperti seorang siswa yang salah sebut nama guru saat bersalaman, atau yang grogi saat bersalaman dengan guru favoritnya. Yang lain malah bercanda, “Pak, maaf ya kemarin saya sering bolos pas jam Bapak,” disambut tawa kecil dari guru bersangkutan, “Wah, ini pengakuan di hari yang suci ya?”
Bersatu dalam Semangat Baru
Idul Fitri memang dikenal sebagai momen kembali ke fitrah—kembali pada kebaikan, kesederhanaan, dan niat tulus. Momen ini sangat cocok dimanfaatkan oleh para siswa dan guru untuk memulai lembaran baru.
Beberapa guru bahkan memberikan sesi motivasi ringan di hari pertama. Bukan materi pelajaran, melainkan ngobrol santai soal resolusi setelah Lebaran. Ada yang ingin lebih rajin, lebih sabar, lebih fokus belajar, hingga lebih jujur dalam mengerjakan tugas.
“Ini ibarat kita punya buku baru, halaman pertama harus kita isi dengan tulisan yang bagus,” ujar seorang guru saat memberi semangat pada muridnya.
Semangat baru ini juga terasa di kalangan staf dan karyawan. Mereka yang biasanya bekerja di balik layar—seperti petugas kebersihan, penjaga sekolah, atau staf TU—juga mendapatkan ucapan terima kasih dan maaf dari para siswa. Sebuah gestur kecil tapi sangat berarti.
Sentuhan Trending: Dari Filter Lebaran sampai Outfit Cekrek Cekrek
Di era digital kayak sekarang, momen apapun bisa jadi konten. Tapi konten positif juga bisa jadi inspirasi, lho. Hari pertama masuk sekolah setelah Lebaran di SMK Cokroaminoto Pandak pun tak luput dari semangat kekinian.
Beberapa siswa membuat video pendek dengan filter TikTok bertema “Lebaran Vibes”, memperlihatkan momen saling salam-salaman, dilengkapi dengan musik trending seperti “Seketika” dari Mahalini atau versi slow remix dari “Surat Cinta untuk Starla”. Hasilnya? Estetik dan menyentuh.
Yang lain memilih untuk mengabadikan momen dengan konsep OOTD Lebaran Sekolah. Dengan caption seperti, “Lebaran belum usai kalau belum salaman sama guru killer,” foto-foto itu ramai dibagikan di Instagram dan status WhatsApp. Lucu, santai, tapi penuh makna.
Bahkan guru-guru pun tak mau ketinggalan. Ada yang membuat video kompilasi momen maaf-maafan antar siswa dan guru, lalu diputar di aula sekolah sebagai pembuka minggu pertama. Hasilnya? Satu aula terdiam haru… lalu ramai-ramai minta dikirim videonya.
Lebaran Tak Hanya Tentang Baju Baru, Tapi Hati yang Baru
Momen Idul Fitri memang tak bisa dilepaskan dari budaya populer seperti makanan khas, baju baru, hingga update di media sosial. Tapi di balik semua itu, yang paling penting adalah pembaruan hati.
Dan SMK Cokroaminoto Pandak telah membuktikan bahwa sekolah bisa menjadi tempat yang sangat ideal untuk meneruskan semangat Idul Fitri. Tak hanya soal belajar dan nilai, tapi juga tentang karakter, empati, dan penghargaan terhadap sesama.
Dengan momen maaf-maafan ini, lingkungan sekolah terasa lebih hangat, lebih terbuka, dan lebih siap menyambut tantangan ke depan. Seakan-akan semua diberi kesempatan untuk menghapus masa lalu dan memulai ulang dengan semangat positif.
Penutup: Mari Kita Jaga Semangat Ini
Idul Fitri 2025 mungkin telah lewat, tapi semangatnya jangan ikut lewat begitu saja. Semoga apa yang dilakukan oleh siswa, guru, tenaga kependidikan, dan seluruh warga SMK Cokroaminoto Pandak di hari pertama sekolah ini bisa jadi inspirasi untuk terus menjaga budaya saling menghormati, memaafkan, dan memperbaiki diri.
Karena pada akhirnya, pendidikan tak hanya tentang angka dan teori, tapi juga tentang bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.
Selamat datang kembali di sekolah, selamat memulai babak baru dengan hati yang bersih dan semangat yang menyala. Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.