Mengenal Kembali Sosok “Ibu Kita Kartini”Tanggal 21 April selalu membawa suasana berbeda di seluruh pelosok Indonesia. Bukan karena libur nasional, melainkan karena satu nama yang begitu melekat di hati bangsa: ibu kita Kartini. Seorang perempuan luar biasa yang berani mendobrak batasan di zamannya demi pendidikan, kesetaraan, dan kemerdekaan berpikir bagi perempuan Indonesia.
Lalu, bagaimana siswa-siswi SMK Cokroaminoto Pandak menyikapi perjuangan dan semangat Kartini di zaman sekarang? Apakah semangat itu masih relevan di era teknologi, media sosial, dan tantangan dunia kerja? Yuk, kita bahas bersama!
Nama lengkapnya Raden Ajeng Kartini, lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia. Dalam usia yang sangat muda, Kartini sudah menunjukkan semangat kritis terhadap tradisi yang membatasi ruang gerak perempuan.
Melalui surat-suratnya yang kemudian dihimpun dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kartini menuangkan pemikiran yang jauh melampaui zamannya. Ia memperjuangkan agar perempuan mendapatkan akses pendidikan, memiliki suara, dan tidak hanya dipandang sebagai pendamping laki-laki semata.
Refleksi Siswa SMK Cokroaminoto Pandak: Semangat Kartini Tak Pernah Usang
Di tahun 2025 ini, siswa SMK Cokroaminoto Pandak mencoba memaknai kembali perjuangan ibu kita Kartini, bukan sekadar dengan mengenakan kebaya dan batik di upacara peringatan. Tapi lebih dari itu, mereka menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan Kartini dalam kehidupan sehari-hari.
1. Perempuan Melek Teknologi dan Berdaya
Di SMK Cokroaminoto Pandak, siswa perempuan kini tidak hanya aktif di kelas, tapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti TIK, multimedia, dan kewirausahaan. Mereka belajar coding, editing video, bahkan membuat website sendiri. Semangat Kartini tercermin dari bagaimana mereka memanfaatkan teknologi bukan untuk hiburan semata, tetapi untuk berkreasi dan berdaya.
“Kartini dulu menulis surat untuk menyuarakan pendapatnya, sekarang kita bisa pakai media sosial, blog, atau video untuk menyampaikan gagasan dan karya,” kata Amira, siswi kelas XI jurusan TKJ.
2. Laki-Laki Juga Belajar Kesetaraan
Menariknya, peringatan Hari Kartini di SMK Cokroaminoto Pandak tidak hanya jadi momen para siswi, tapi juga siswa laki-laki. Mereka turut terlibat dalam diskusi, lomba pidato, dan talkshow tentang kesetaraan gender. Karena semangat Kartini bukan tentang perempuan saja, tapi tentang keadilan dan kesempatan yang sama untuk semua.
“Kalau dulu perempuan dibatasi ruang geraknya, sekarang laki-laki juga belajar menghargai dan bekerja sama tanpa memandang gender,” ujar Bima, siswa kelas XII jurusan RPL.
3. Kartini Modern: Cerdas, Berani, dan Peduli
Para siswa juga menulis esai dan membuat konten kreatif bertema “Kartini Masa Kini”. Mereka mengangkat tokoh-tokoh inspiratif di lingkungan mereka sendiri—guru, ibu, bahkan teman sekelas—yang dianggap mencerminkan nilai-nilai Kartini. Menarik, karena mereka tidak mencari figur dari luar, tapi belajar menghargai orang-orang di sekitar mereka.
Kegiatan Spesial di SMK Cokroaminoto Pandak
Peringatan Hari Kartini tahun ini dirancang lebih variatif dan bermakna. Beberapa kegiatan seru yang digelar antara lain:
- Lomba Fashion Show Kartini Millennial
Para siswa tampil dengan busana adat yang dikreasikan dengan sentuhan modern. Tujuannya bukan sekadar tampil cantik atau gagah, tapi menyampaikan pesan bahwa budaya bisa tetap hidup di era digital. - Workshop “Kartini Digital”
Pelatihan singkat tentang cara membuat blog, video kreatif, dan kampanye positif di media sosial. Harapannya, siswa bisa menjadi “Kartini digital” yang menyuarakan hal-hal baik di dunia maya. - Kampanye Anti-Bullying dan Toleransi
Semangat Kartini untuk keadilan dan kemanusiaan diwujudkan dalam kampanye melawan perundungan dan diskriminasi di sekolah. Ini jadi pengingat bahwa perjuangan tidak melulu soal gender, tapi juga tentang menjadi manusia yang saling menghargai.
Nilai-Nilai Kartini yang Tetap Relevan untuk Pelajar Zaman Sekarang
Meski sudah lebih dari satu abad berlalu, nilai-nilai perjuangan ibu kita Kartini tetap sangat relevan, terutama bagi generasi muda. Beberapa di antaranya:
- Pendidikan sebagai kunci kemajuan
Kartini sangat menekankan pentingnya pendidikan. Hari ini, siswa SMK harus memanfaatkan kesempatan belajar sebagai bekal untuk masa depan. - Berani menyuarakan kebenaran
Di era media sosial, keberanian berbicara masih sangat dibutuhkan. Tapi bukan asal bicara, melainkan dengan tanggung jawab dan integritas. - Kesetaraan dan kolaborasi
Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya berhak mendapat kesempatan dan harus bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Penutup: Kartini Ada di Dalam Diri Kita
Peringatan Hari Kartini bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga tentang masa depan. Ibu kita Kartini mengajarkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari satu langkah kecil, dari satu suara, dari satu niat untuk tidak tinggal diam.
Siswa-siswi SMK Cokroaminoto Pandak menunjukkan bahwa semangat Kartini masih hidup dan berkembang, mengikuti zaman, tanpa kehilangan makna. Dari kelas, dari bengkel, dari layar laptop atau smartphone, mereka bisa menjadi Kartini-Kartini baru yang membawa cahaya untuk Indonesia yang lebih baik.
Kalau kamu baca ini, entah kamu siswa, guru, orang tua, atau siapa pun—yuk, kita lanjutkan perjuangan Kartini dengan cara kita masing-masing. Karena setiap dari kita punya peran untuk membuat dunia lebih setara, lebih beradab, dan lebih baik.
Kalau kamu butuh versi dokumen, gambar pendukung, atau ingin artikel ini dibuat dalam versi postingan IG/FB juga, tinggal bilang aja ya!